Taman Nasional Alas Purwo – Merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang menyimpan banyak pesona dan cerita di baliknya. Letak taman nasional ini berada di bagian timur Pulau Jawa dan juga menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna.
Dengan luas wilayah mencapai 43.320 hektare, Taman Nasional ini memiliki kawasan padang rumput, hutan pantai, hutan mangrove, hutan bambu, dan juga hutan tanaman. Dalam bahasa Jawa, Purwa berarti awal. Sementara alas dalam bahasa Jawa berarti hutan.
Banyak orang yang meyakini bahwa Alas Purwo merupakan yang pertama dan tertua di Jawa. Ada pula yang meyakini bahwa taman nasional ini merupakan tempat terjadinya penciptaan pertama di bumi.
Meski terdengar aneh, banyak orang yang mempercayainya. Sementara itu, bagi warga sekitar, hutan ini merupakan istana bagi seluruh jin yang ada di wilayah Jawa. Itulah sebabnya Anda mungkin akan melihat banyak orang melakukan aktivitas supranatural seperti bermeditasi atau berdoa.
Cerita lain tentang hutan ini adalah tempat terakhir orang Majapahit yang melarikan diri saat terpojok saat agama Islam mulai menyebar. Hal ini yang membuat umat Hindu Bali mendatangi pura di dalam hutan tersebut selama ratusan tahun hingga sekarang.
Sejarah Taman Nasional Alas Purwo
Sebagai taman nasional yang memiliki luas 43.420 hektar dengan ketinggian maksimum 322 meter di atas permukaan air laut merupakan hutan tertua di pulau jawa ini memiliki 580 jenis flora dan 50 jenis fauna yang tersebar di seluruh hutan.
Dimana TNAP ini dibagi menjadi empat zona, yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan dan zona penyangga.
Pilihan Editor :
Dahulu kala,warga daerah Tegaldlimo tidak sengaja ditemukan oleh masyarakat pada tahun 1976, saat itu masyarakat melakukan pembabatan hutan untuk bercocok tanam.

Karena daerah tersebut memang cukup makmur dengan hasil pertanamannya. Lalu masyarkat tersebut menemukan beberapa gundukan tanah, lalu setelah di gali ternyata terdapat bongkahan-bongkahan batu bata yang masih tertumpuk rapi.
Lalu masyarakat sekitar mengambilnya dan membawa ke rumah masing-masing. Ada yang dijadikan tempat tungku dapur ada juga yang dijadikan alas rumahnya.
Akibatnya, banyak musibah yang terjadi oleh masyarakat tersebut. Ada yang sakit, ada yang jatuh dll. Akhirnya setelah ditelusuri, warga tersebut mengembalikan bongkahan batu tersebut ke tempat aslinya.
Hal ini pun di dengar oleh pihak dinas purbakala, dan menjadikan situs Alas Purwo sebagai benda peninggalan sejarah.
Disisi lain umat hindu di kawasan sekitar tersebut turut serta menghormati dan merawat dengan seksama. Kemudian warrga umat hindu akhirnya membuatkan sebuah pura, sekitar 65 meter dari situs alas purwo. Sehingga banyak umat agama hindu yang datang kesana untuk beribadah.
Lokasi dan Rute Taman Nasional Alas Purwo
Lokasi hutan tersebut secara administrasi berada dalam kawasan 2 Kecamatan, Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Kalipuro. Lokasinya juga berada pada bagian perlintasan jalur antara Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo.
Taman Nasional ini juga berada pada ketinggian hingga 322 diatas permukaan laut dan terdapat enam kawasan ekosistem. Para pengunjung akan disuguhkan dengan hutan bambu, hutan pantai, hutan mangrove, hutan alam, dan juga hutan tanaman sampai pada padang rumput.
Untuk menuju ke lokasi, kamu dapat menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Saat ini, akses jalan menuju ke taman tersebut sudah bagus jika dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu.
Perjalanan menuju ke Taman Nasional tersebut terbilang cukup menyenangkan. Para pengunjung dapat menikmati pemandangan perjalanan yang cukup indah.
Jika sudah sampai di area Tegaldlimo, kamu harus menempuh 10 km untuk mencari pos Rawabendo sebagai gerbang utama menuju ke taman ini. Apabila kamu menggunakan kendaraan bermotor jika dari kota Banyuwangi maka dapat menempuh perjalanan 2 jam menuju ke hutan tersebut.
Apabila kamu justru mengambil arah dari Jember, maka harus ke Genteng dengan jarak perjalanan hingga 65 km. Kemudian, kamu harus menuju ke Tegaldlimo melalui arah Srono.
Atau kamu juga bisa melewati Cluring maupun Jajag. Jika kamu ingin berkunjung di Alas Purwo, sebaiknya gunakan kendaraan pribadi.
Harga Tiket dan Jam Operasional
Salah satu alasan mengapa banyak pengunjung memilih lokasi wisata ini adalah karena penasaran dengan kesan angkernya. Sementara tidak sedikit pula yang justru ingin melihat pemandangan yang memukau beserta daya tariknya yang justru membuat banyak wisatawan mancanegara menganggapnya sebagai surga.
Biaya tiket masuknya sebesar Rp15.000 untuk pengunjung domestik. Sementara pengunjung mancanegara harus membayar sebesar Rp150.000. Pihak pengelola telah menetapkan standar pembayaran agar dapat memberikan keuntungan bagi Dinas Pariwisata.
Untuk membeli tiket, Anda dapat mendatangi aula atau loket. Gunakan papan petunjuk atau peta tujuan agar tidak tersesat saat menjelajahi taman nasional yang luas ini. Ada kemungkinan sinyal ponsel sangat sulit, jadi tergantung jaringan apa yang Anda gunakan.
Sebagai tempat wisata hutan, Alas Purwo hanya buka pada hari Senin dan Jumat. Pada akhir pekan, lokasi ini tidak dibuka untuk dikunjungi wisatawan, hutan ini buka mulai pukul 07.30 pagi hingga tutup pukul 16.00 sore.
Namun, Anda juga dapat berkunjung pada malam hari termasuk bermalam. Namun, ini bukan untuk mengunjungi tempat wisata melainkan untuk berwisata. Hal ini dikarenakan di kawasan taman nasional tersebut terdapat sebuah pura sebagai tempat suci peribadatan umat Hindu.
Daya Tarik Yang Dimiliki
Sebagai sebuah taman nasional, Alas Purwo memiliki beberapa daya tarik wisata yang membuat banyak wisatawan datang untuk menikmati alamnya.
Tidak hanya warga Jawa Timur sendiri, wisatawan dari daerah lain pun turut datang ke objek wisata ini. Anda bahkan bisa menikmati paket wisata di Banyumas yang kami sediakan untuk menikmati keindahan Taman Nasional ini.
Dengan topografi umum daerah ini yang datar, landai dan sedikit bergelombang sehingga terdapat beberapa bukit serta Gunung Lingga Manis yang berada di puncak 322 meter serta pantai-pantai yang indah membuat objek wisata ini semakin diminati wisatawan.
Selain itu, iklim dan hidrologi daerah ini berada pada kisaran 22 hingga 31 derajat Celcius dengan kelembaban udara sekitar 40% hingga 80% dengan curah hujan rata-rata 1000 hingga 1500 mm per tahun.
Selain itu, daya tarik flora dan fauna yang terdapat di objek wisata ini sangat beragam, menjadikan daerah ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hingga di sini terdapat spesies endemik, khas, langka hingga migran.