Kawah Ijen – Merupakan kawah Gunung Ijen yang memiliki pemandangan yang sangat indah. Kawah ini membentuk sebuah danau yang sangat indah akibat letusan Gunung Ijen. Lokasi ini merupakan salah satu geowisata yang berpotensi menjadi andalan di Kabupaten Banyumas.
Berada di ketinggian 2.386 meter di atas permukaan laut, dengan kabut dan asap belerang membuat Kawah Ijen semakin eksotis. Dengan pesona Blue Fire, Kawah Ijen banyak diincar oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Lokasi Kawah Ijen Obyek wisata alam ini berada di perbatasan Kabupaten Banyumas, Bondowoso, dan Situbondo, Jawa Timur. Bagian utara berbatasan dengan hutan lindung Gunung Remuk dan sisi barat berbatasan dengan jalan raya Banyumas-Bondowoso.
Sedangkan batas selatan adalah Sungai Banyu Linu dan lereng timur Gunung Merapi. Untuk mencapai lokasi, Anda dapat menempuh dua rute.
Pilihan Editor :
Rute utara melalui Situbondo-Bondowoso-Wonosari-Desa Sempol-Paltuding dengan jarak tempuh 93 km. Kedua, jalur selatan via Desa Licin-Paltuding dengan jarak tempuh 40 km.
Harga Tiket Masuk Kawah Ijen
Wisatawan yang datang ke kawasan ini tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Pasalnya, harga tiket masuk kawasan wisata ini cukup terjangkau mulai dari Rp5.000 – Rp375.000. Harga tiket ditetapkan sama untuk semua hari dan tidak ada pembedaan dari segi usia. Hanya wisatawan mancanegara yang harus membayar lebih.
Jenis Tiket | Harga Tiket Weekday / Weekend |
Tiket Masuk Wisata Alam Domestik | Rp5.000 / Rp7.500 |
Tiket Masuk Wisata Alam Mancanegara | Rp100.000 / Rp150.000 |
Tiket Masuk Suaka Margasatwa Domestik | Rp20.000 / Rp30.000 |
Tiket Masuk Suaka Margasatwa Mancanegara | Rp250.000 / Rp375.000 |
Jam Buka Kawah Ijen
Kawah ini sangat bagus jika dikunjungi pada malam hari. Sebab, Anda dapat melihat api biru di kawah tersebut. Jam buka loket tiket mulai dari subuh hingga siang hari.
Mulai Januari 2019, akan diberlakukan penutupan total selama satu hari dalam sebulan bagi wisatawan dan penambang belerang. Yaitu pada setiap hari Jumat minggu pertama setiap bulannya. Penutupan tersebut bertujuan untuk memulihkan ekosistem kawasan Gunung Ijen.
Fasilitas di Kawah Ijen
Fasilitas umum seperti mushola, kamar mandi, dan toilet tersedia di sekitar area tersebut. Setibanya di Paltuding atau pos utama pendakian, telah disediakan area yang luas untuk berkemah. Tersedia juga penyewaan tenda dengan harga per malam.
Di sana tersedia banyak warung makan bagi wisatawan untuk menikmati kudapan hangat sebelum atau setelah pendakian. Hal ini membantu wisatawan untuk menggunakan barang bawaan yang diperlukan secara efektif.
Bagi wisatawan yang kesulitan mendapatkan sinyal seluler, disediakan fasilitas open wifi yang dapat dibeli dengan kupon per dua jam penggunaan.
Bagi wisatawan yang belum memiliki perlengkapan, dapat membelinya di sekitar area parkir area wisata Ijen. Perlengkapan untuk menahan dingin dan asap antara lain sarung tangan, syal, kupluk, dan masker..
Berbagai Aktivitas Wisata
Spot langka api biru Gunung Ijen menjadi destinasi dan fenomena terbaik di dunia. Saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018, kawasan wisata ini menjadi salah satu lintasan pawai obor. Foto-foto Kawah Ijen juga sempat dipajang di dinding bus-bus Rusia saat Piala Dunia 2018.
Saat puncak musim liburan, jumlah wisatawan yang datang bisa mencapai 5.000 wisatawan dalam sehari. Fenomena langka Api Biru (Blue Fire) menjadi daya tarik utamanya. Dengan suhu kawasan Kawah yang dingin mendekati 2°C, wisatawan disarankan untuk menyiapkan pakaian.
Pendakian ke Kawah Ijen
Untuk menuju lokasi Kawah Ijen, wisatawan harus mendaki sejauh 3 km atau sekitar 3 jam. Dari area parkir (Paltuding), 1,5 km pertama jalur menanjak dan sisanya cukup datar. Dengan suhu mencapai 2°C, dibutuhkan stamina prima saat mendaki dan membawa barang bawaan seefektif mungkin.
Pendakian ke kawah dibuka pukul 03.00 dini hari dan ditutup pada siang hari. Wisatawan mendaki pagi-pagi sekali untuk melihat Blue Fire yang baru bisa dilihat hingga pukul 05.00. Mendekati puncak, wisatawan disarankan untuk mengenakan masker karena asap belerang yang cukup menyengat.
Jika wisatawan memilih untuk mendaki pada siang hari, mereka bisa melihat pemandangan pegunungan yang indah di sepanjang jalan. Gunung Pinus dan Edelweis tumbuh di sekitar lereng. Beberapa gunung seperti Gunung Raung yang megah muncul, membuat tempat ini semakin eksotis.
Berburu Blue Fire Kawah Ijen
Fenomena Blue Flame atau Api Biru hanya ada di dua tempat di dunia, salah satunya adalah Kawah Ijen. Fakta populer inilah yang menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke sini.
Pesona Blue Flame akan terlihat sangat eksotis saat matahari terbenam dan menjelang matahari terbit. Berada di ketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut, Blue Flame dapat dinikmati di lubang kawah sedalam 200 meter.
Blue Fire terlihat jelas dari atas, dengan nyala api berwarna biru yang benar-benar alami dan besar. Nyala api belerang yang menyala dari sisi gunung menjadi objek foto yang banyak dicari wisatawan.
Menikmati Pesona Danau Ijen
Kawah Ijen merupakan danau yang terbentuk akibat letusan Gunung Ijen. Kawah ini berada di tengah kaldera terbesar di Pulau Jawa dengan diameter mencapai 6 km.
Dinding kaldera ini memiliki ketinggian 300-500 m dan telah meletus sebanyak 4 kali, terakhir pada tahun 1936. Sebagai danau vulkanik terbesar di dunia, kawah ini menjadi objek wisata unggulan di Kabupaten Banyumas.
Danau Ijen memiliki tingkat keasaman yang mendekati nol dengan kedalaman mencapai 200 meter. Keasamannya yang sangat kuat dapat melarutkan pakaian dan jari manusia. Kawah berbahaya ini memiliki keindahan yang dramatis dengan danau belerang berwarna biru kehijauan.
Menanti Momen Sunrise
Selain menikmati Blue Fire dan Danau Kawah Ijen yang memukau, wisatawan juga dapat menikmati sunrise. Pemandangan pagi yang diselimuti kabut dan uap belerang tidak terlalu mengganggu. Wisatawan biasanya menikmati momen sunrise sembari berswafoto.
Menonton Penambang Belerang
Di kawasan Gunung Ijen terdapat tambang belerang yang menandakan bahwa gunung ini masih aktif. Kawah ini merupakan pusat danau kawah terbesar di dunia dengan luas sekitar 5.466 hektare. Lokasi penambangan di dasar kawah mampu menghasilkan 36 juta m3 belerang dan hidrogen klorida.
Wisatawan dapat menyaksikan para penambang sibuk membawa tumpukan belerang dengan keranjang di pundak mereka. Mereka juga menggunakan troli untuk mengangkut belerang menuruni jalan curam yang dipenuhi gas beracun berbahaya.
Aktivitas penambangan diatur oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada pukul 04.00-12.00 WIB. Sebelum mencapai puncak Ijen, terdapat Pos Penimbangan yang lebih dikenal sebagai Pondok Bunder.
Di ketinggian 2.226 mdpl, Pondok Bunder merupakan pos terakhir dengan warung penjual makanan-minuman. Wisatawan diharapkan berhati-hati agar tidak mengganggu jalannya para penambang belerang.
Naik Taksi Manusia
Troli/truk pengangkut batu belerang yang biasa digunakan untuk mengangkut batu belerang sudah banyak dialihfungsikan oleh penambang belerang.
Truk-truk ini juga digunakan untuk mengangkut wisatawan yang tidak kuat mendaki Kawah Ijen. Truk yang didorong dengan tenaga manusia ini disebut Taksi Manusia, transportasi unik di Gunung Ijen.
Wisatawan yang secara fisik tidak mampu mendaki bisa duduk santai sambil meluruskan kaki dan menikmati pemandangan.
Untuk menuju Kawah yang berada di ketinggian sekitar 2.443, dibutuhkan tiga orang di jalur menanjak. Sementara untuk turun dari puncak, hanya dibutuhkan dua orang untuk menopang beban.