Pulau Kemaro : Sejarah, Tiket Masuk, Daya Tarik Yang Ditawarkan

Pulau Kemaro – Objek wisata Pulau Kemaro terletak di Kota Palembang. Tepatnya di tengah Sungai Musi yang membelah Ibu Kota Sumatera Selatan itu menjadi bagian Ilir dan Ulu.

Pulau ini merupakan delta kecil yang tidak pernah terendam. Meskipun permukaan air sungainya tinggi, objek wisata ini tetap kering.

Pulau Kemaro : Sejarah, Tiket Masuk, Daya Tarik Yang Ditawarkan

Wisata Pulau Kemaro Palembang berada di kawasan industri. Di sekitar destinasi ini terdapat Pabrik Pupuk Sriwijaya, PT.Pertamina Plaju, dan Sungai Gerong.

Meskipun dikelilingi oleh pusat industri, Pulau ini memiliki pesona alam yang indah. Menariknya, destinasi ini menyimpan peninggalan bersejarah.

Semua hal tersebut merupakan keajaiban alam yang ada di Pulau ini. Penasaran? Berikut ulasan lengkap mengenai wisata Pulau ini mulai dari legenda, sejarah, harga tiket masuk, jam operasional, dan aksesnya.

Legenda Pulau ini menceritakan tentang seorang putri bernama Siti Fatimah dan seorang pangeran bernama Tan Bun An yang saling jatuh cinta.

Berdasarkan keterangan yang tertulis pada sebuah batu di candi di pulau ini, sang pangeran datang dari Tiongkok dan datang ke Palembang untuk berdagang.

Pangeran tersebut menjelaskan maksud dan tujuannya serta meminta izin kepada Raja Palembang. Kemudian, ia pun menemui Putri Siti Fatimah.

Pilihan Editor ;

Tan Bun An pun langsung jatuh hati kepada Siti Fatimah. Singkat cerita, keduanya pun menjalin hubungan dan berniat untuk melangsungkan pernikahan.

Sebelum menikah, sang pangeran mengajak sang putri untuk bertemu dengan kedua orang tuanya di Tiongkok. Sepulangnya dari sana, mereka diberi tujuh buah guci.

Konon, guci-guci tersebut berisi emas. Nah, sesampainya di muara Sungai Musi, sang pangeran penasaran dengan emas yang ada di dalamnya.

Salah satu guci yang dibuka ternyata hanya berisi sayur-sayuran, yang membuat Tan Bun An kaget bukan kepalang. Tanpa pikir panjang, sang pangeran pun melempar guci-guci tersebut ke sungai.

Guci terakhir pun jatuh dan pecah di geladak kapal, kemudian emas di dalamnya berhamburan. Tan Bun An pun kaget dan langsung menceburkan diri ke Sungai Musi.

Ia bermaksud mengambil keenam guci yang telah dibuangnya. Tan Bun An pun terjun ke Sungai Musi diikuti oleh salah seorang pengawalnya.

Namun, mereka berdua tidak muncul ke permukaan, sehingga Siti Fatimah pun ikut terjun untuk mencari Tan Bun An dan pengawalnya.

Kisah Pulau Kemaro berakhir tragis, karena Tan Bun An, Siti Fatimah dan para pengawalnya tenggelam. Setelah itu, dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk mengenang mereka bertiga.

Sejarah Pulau Kemaro, Palembang

Objek wisata ini tak hanya menyimpan cerita rakyat Pulau Kemaro, Sungai Musi, Sumatera Selatan yang memilukan. Sejarah di baliknya pun menarik untuk ditelusuri.

Pulau ini tak lepas dari Perang Palembang I dan II yang terjadi sepanjang awal abad ke-19 di Kesultanan Palembang.

Saat itu, pasukan kerajaan membangun Benteng Tambak Bajo, benteng terkuat di daratan pulau ini. Delta kecil ini menjadi lokasi pertahanan lapis pertama.

Alasan Pulau Kemaro di Sungai Musi dipilih sebagai lokasi pertahanan lapis pertama adalah karena delta kecil ini tak pernah terendam, tak seperti daerah lainnya.

Sebagai informasi, kata kemaro diambil dari kata kemarau atau berkemara. Jadi, artinya pulau yang selalu kering meski Sungai Musi sedang pasang.

Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional

Wisatawan yang berkunjung tidak akan dikenai biaya masuk. Semua objek wisata delta kecil di Sungai Musi ini bisa dinikmati secara gratis.

Namun, wisatawan perlu menyiapkan biaya transportasi untuk menyeberang dari Benteng Kuto Besak menuju pulau ini. Jangan khawatir, biayanya terjangkau.

Biasanya wisatawan menyeberangi Sungai Musi menggunakan ketek atau speed boat. Tarifnya bervariasi mulai dari Rp30.000 per ketek.

Jika Anda pandai menawar, tarifnya bisa lebih ekonomis. Jam operasional Pulau Kemaro Palembang adalah pukul 09.00 hingga 19.00 WIB.

Jam operasional berlaku setiap hari (termasuk akhir pekan dan hari libur nasional). Jadi, wisatawan tidak perlu mencari tahu apakah tempat wisata ini buka atau tutup.

Itulah informasi terkait perkiraan biaya dan jam operasional destinasi ini. Nah, berikut ini beberapa keunikan atau daya tarik Pulau Kemaro.

Lokasi dan Cara Menuju Pulau Kemaro

Saat ini, wisatawan bisa menggunakan ketek, atau melalui jembatan untuk menuju pulau ini. Kehadiran infrastruktur ini tentu membuat akses menjadi jauh lebih mudah.

Jembatan Pulau Kemaro yang sudah ada sejak awal tahun 2023 ini bernama Jembatan Ponton. Terbuat dari besi berukuran lebar lima meter dan panjang 500 meter.

Jembatan Ponton menjadi jalur darat yang menghubungkan daratan dengan delta. Hal ini sangat mempercepat perjalanan warga yang merayakan Cap Go Meh.

Itulah ulasan lengkap Pulau Kemaro, Palembang, Sumatera Selatan, sekaligus informasi akses via darat.

Tempat Wisata di Pulau Kemaro

Pagoda Pulau Kemaro menjadi ikon tempat wisata di Palembang ini. Menara pagoda ini terlihat sangat megah, karena terdiri dari sembilan lantai (ketinggian total 45 meter).

Tiap lantai memiliki tinggi lima meter. Alasan pagoda ini dibangun dengan sembilan lantai adalah agar sesuai dengan makna feng shui.

Angka sembilan dalam feng shui memiliki makna positif. Konon katanya, angka ini dapat meningkatkan energi apa pun yang sudah ada di sekitarnya.

Pagoda ini memiliki delapan sudut seperti simbol Pat Kwa atau Delapan Trigram. Warna-warna cerah menurut kepercayaan Tionghoa mendominasi menara pagoda.

Klenteng atau vihara Pulau Kemaro di Palembang menjadi objek wisata selanjutnya. Tempat ibadah ini sudah ada sebelum menara pagoda dibangun.

Klenteng Pulau Kemaro dikenal dengan nama Klenteng Hok Tjing Bio atau Klenteng Kwan Im, dibangun pada tahun 1962 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Tepat di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An dan Siti Fatimah. Tokoh yang menurut cerita rakyat tenggelam di Sungai Musi.

Kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah tak lepas dari sejarah vihara Pulau Kemaro di Palembang yang dibangun untuk mengenang mereka.

Nah, selain pagoda megah setinggi sembilan lantai, ciri khas Pulau Kemaro selanjutnya adalah Pohon Cinta. Objek wisata ini melambangkan cinta sejati antara dua bangsa dan budaya.

Seperti diketahui, Siti Fatimah merupakan seorang putri Kerajaan Sriwijaya asli Indonesia. Sementara itu, Tan Bun An merupakan seorang pangeran dari Tiongkok.

Berbicara mengenai Pohon Cinta, ada kepercayaan yang beredar di masyarakat. Konon, cinta sepasang kekasih yang mengukir nama mereka di pohon tersebut akan abadi.

Itulah sebabnya Pulau Kemaro di Palembang juga kerap disebut sebagai Pulau Belahan Jiwa. Lalu objek wisata selanjutnya adalah perayaan Cap Go Meh.

Salah satu acara rutin yang digelar di Pulau Kemaro adalah perayaan Cap Go Meh. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan rasa syukur dan menangkal sial.

Saat perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro, Palembang, warga Tionghoa dan pribumi berbondong-bondong mendatangi delta kecil di Sungai Musi ini. Cap Go Meh di pulau ini menawarkan berbagai atraksi menarik. Contohnya termasuk pelepasan lampion dan pertunjukan barongsai di malam hari.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *